Langsung ke konten utama

Kisah Surah Al-Baqarah

Kisah Surah Al-Baqarah


Pada zaman Nabi Musa a.s. telah terjadi peristiwa penting yang dialami Bani Israil. Kisah ini telah diabadikan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah(sapi betina), sehingga kisah ini dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh umat manusia sampai yaumul kiyamah nanti. Surah Al-Baqarah yang terpanjang di dalam Al-Qur’an tentang peristiwa sapi betina. Didalam surah Al-Baqarah yang mengisahkan peristiwa tentang ketidak jururan, akal bulus yang sangat buruk untuk mencari materi keuntungan materi, dan membohongi Nabi Musa a.s.

         البقرة

Diantara kaum Bani Israil terdapat seorang bapak yang sangat baik dan sudah tua, dia mempunyai seorang anak yang masih kecil yang telah ditinggal ibunya sejak lahir. Bapak ini memberikan semua perhatian kepada anaknya. Dia juga mempunyai rumah sederhana, pekarangan, dan seekor sapi betina yang sangat ia cintai. Dia berwasiat kepada anaknya, jika dia telah meninggal dunia peliharalah sapi itu sebaik-baiknya, mudah-mudahan akan memberikan rizki. Dan ketika bapaknya meninggal dunia anak ini merawat sapi itu dengan baik.

Pada kaum Bani Israil terdapat juga seseorang yang mempunyai kekayaan yang banyak dengan mempunyai satu anak, selain itu dia juga mempunyai beberapa kemenakan dan family. Menurut hukum, jika seseorang meninggal dunia dengan meninggalkan seorang anak, maka semua harta yang ditinggalkan menjadi milik anaknya tersebut. Tetapi para kemenakan dan family tersebut juga ingin mendapatkan warisan yang banyak itu.

Maka timbullah akal bulus diantara mereka untuk membunuh anak tunggal itu agar seluruh hartanya menjadi muluk mereka. Dengan cara yang lihay, anak itu telah dibunuh. Nabi Musa tidak dapat mengetahui siapa pembunuhnya, sekalipun sudah diadakan penyelidikan yang teliti.
Setelah mendapatkan harta yang banyak dan tidak diketahui siapa yang membunuh anak itu, maka mereka yang sebenarnya telah aman di dunia ini. Akal bulus ini untuk menjatuhkan nama Nabi Musa a.s. sebagai Nabi. Jika Nabi Musa a.s. tidak dapat menemukan siapa pembunuh anak ini, maka mereka tidak akan mempercayai Nabi Musa a.s. sebagai Nabi.
Mereka dating bersama-sama menemui Nabi Musa a.s. mereka menuntut agar mencari pembunuh anak itu dan dihukum. Di dalam Al-Quran Surah 2 Al-Baqarah ayat 67-74 agar menjadi pelajaran yang indah bagi orang yang beriman:
“Dan (ingatlah) tatkala Musa berkatakepada kaumnya yang membunuh anak dan menuntut Musa menghukum pembunuhnya): “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina. Mereka menjawab: “Apakah engkau (Musa) bersenda gurau dengan kami:””.
Menjawab Musa: “Aku berlindung dengan Allah agar aku jangan jadi seorang jahil”.
(Kalau begitu kata mereka): “Berdoalah kepada tuhan engkau agar Ia menerangkan sapi yang bagaimana yang dimaksud”. (Setelah Nabi Musa berdoa) lalu berkata : “Allah mengatakan : “Sapi itu betina yang tidak terlalu tua dan tidak pula sangat muda, yang sedang antara tua dan muda”. Maka kerjakanlah apa yang kamu diperintah”.

Mereka bertanya lagi: “Berdoalah kepada Tuhan engkau menanyakan apa warnanya”. (sesudah Nabi Musa berdoa pula) ia berkata: “Tuhan berfirman bahwa sapi betina itu harus yang kuning, kuning pekat, yang menyenagkan mata orang uang melihatnya.

“Kembali mereka bertanya: “Berdoalah engkau kepada tuhan engkau supaya Ia terangkan kepada engkau bagaimana keadaan sapi itu, sebab masih samar bagi kami, dan sesungguhnya kami jika dikehendaki Allah dapat petunjuk (untuk mendapatkan sapi itu)”.

“(Sesudah berdoa kepada Tuhan) maka Musa berkata, bahwa Allah berfirman: “Sesungguhnya sapi betina itu yang belum digunakan membajak tanah, dan tidak pula mengoyah sawah, tidak bercacat, dan tidak ada belang padanya”. Mereka berkata: “Sekarang engkau telah tunjukkan keterangan”. (sesudah bersusah payah mendapatkan sapi yang baik syarat itu, akhirnya hanya da seekor sapi yang memenuhi syarat, yaitu sapi peninggalan orang tua yang shaleh bagi anak yatim). “Lalu mereka sembelih sapi itu, pada hal hamper-hampir mereka tidak mendapatkannya (karena terlalu banyak syaratnya)”.

“Dan ingatlah tatkala kamu membunuh seseorang, lantas kamu bertuduh-tuduhan tentang pembunuh itu, sedang Allah akan mengeluarkan apa yang kamu sembunyikan”. “Maka kami berkata: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina (yang sudah disembelih itu)”. Demikianlah Allah menghidupkan orang-orang yang seah mati, dan memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda kekuasan-Nya agar kamu mengerti”.

Setelah mayat itu dipukul dengan anggota sapi betina itu, mayat itu hidup. Lalu ditanya oleh Nabi Musa a.s. siapakah yang membunuhnya. Mayat itu menjawab yang membunuhnya ialah mereka yang menuntut Nabi Musa agar mencari pembunuhnya. Begitulah Allah membukakan ketidak jujuran dan kebusukan rencana sebagian Bani Israil untuk mendapatkan wang (harta). Dan sesudah berhasil mendapatkan harta secara khianat demikian, mereka ingin menjatuhkan nama Nabi Musa. Tapi Allah tidak meridhoi dan Nabi Musa akhirnya dapat menemukan pembunuh-pembunuh itu atau orang-orang yang menuntut itu. Sungguh jahat, dan luar bisa kejelekan yang demikian itu. Dicantumkan dalam Al-Quran agar dibaca dan diingat oleh semua manusia. Sepandai-pandai manusia menutupi dosa dan kebusukannya, akhirnya akan terbuka juga.

Kisah ini memang hebat untuk direnungkan dan diingatoleh setiap manusia. Dan lebih hebat lagi bagaimana Allah membuka segala cerita kejahatan yang pernah dilakukan siapa sajadidunia sekarang ini. Terlebih orang yang mempunyai kekuasaan dan dengan ketidak jujuran mereka. Kalau hal-hal yang demikian dibiarkan Allah saja, maka akan celakalah sebagian besar rakyat biasa. Sehingga tidak terasa akan keadilan Allah dalam hidup sekarang ini. Memang keadilan Allah berlaku tanpa hukuman di dunia ini. Akan tetapi Allah akan membangkitkan manusia di kehidupan kedua, yaitu di alam akhirat untuk menerima keadilan Allah yang seadil-adilnya. Sehingga setiap manusia akan tahu bahwa Allah itu adalah AHKAMUL HAAKIMIIN (Paling Bijaksana Dalam Menghukum).

Referensi
Bey Arifin H., Hidup Sebelum Mati, C.V. Kinta Jakarta 1992

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syirik Khafi adalah

Syirik Khafi Yaitu suatu ibadah yang disertai dengan riya. Rosulullah saw bersabda, Hadis riwayat Imam Ahmad : Dari Abu Sa’id secara marfu’, (“Nabi saw. bersabda), “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang suatu do’a yang paling aku takutkan di sisi Ma tasihid Dajjal?” Mereka menjawab, “Ya, ya Rosulullah. “Beliau bersabda, “Yaitu syirik khafi. Ialah seorang diantara kalian berdiri menegakkan shalat, lalu dibaguskannya shalatnya, karena ingin dilihat orang”. Maka amal-amal yang sangat baik dikerjakan tersebut seperti shalat, haji, sedekah, puasa, dll, jika dilakukan terdapat rasa riya, bukan semata-mata ikhlas karena Allah, maka perbuatan tersebut sudah termasuk syirik khafi. Syirik kafi adalah syirik yang sangat rahasia antara manusia dengan Allah, dan manusia tidak bisa mengetahui seberapa besar dosanya. Seolah-olah amal ibadahnya diterima oleh Allah, tetapi sebenarnya ditolak. Dosa samar inilah yang paling ditakuti Rosulullah saw.

hatiku galau ingin tetap bertaqwa

Desember 01, 2017 Walaupun perasaan hati yang ingin terasa tenang tetapi tetap saja semua itu tidaklah mudah untuk dilakukan. Dalam perasaan yang tidak tentu pasti membuat segala hal yang dilakukan akan teasa sulit tanpa tujuan pasti. Seperti dalam tuisan ini yang mungkin tak teratur dan carutmarut, itu sudah dapat terlihat apakah yang sebenarnya terjadi. Ada yang mungkin bisa mengobati kegalauan bagi orang yang beriman. Aku ingat perkataan dari seorang Ulama: Seseorang yang mengingat Allah dalam kesunyian lalu berlinang air matanya Tengah malam dikala orang sedang tidur dia bangun munajah gemersik tikar tersentuh tangan laksana lambaian tangan malaikat maut datang hendak merengut nyawa terbayang dosa yang pernah ia kerjakan air mata berurai membasahi pipi tanpa terasa Orang yang munajah semacam itu nanti langsung mendapat perlindungan Allah SWT. Kisah yang mungkin pantas diapresiasikan, ataukah perlu, atau mungkin tidak perlu. Terserah apa kata mereka...

Manusia sebagai khalifah di muka bumi

Manusia sebagai khalifah di muka bumi dalam agama, Manusia selama hidup di dunia sebenarnya ditugaskan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, yaitu dengan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkanNya. Bagi mereka yang beriman sangatlah mudah untuk menjalani setiap keadaan yang dialaminya, yaitu dengan meyakini bahwa kehidupan manusia sudah diatur oleh Allah swt. pada saat keadaan sulit itu adalah ujian untuk menjadikan tinggi derajatnya, dan dalam keadaan mudah itupun ujian agar tidak terlena. Amiin.